Efek Menonton ILC

          

            Pelajaran, hikmah, nasehat, peringatan, teguran, saran, kritik, dan segala hal sejenis itu acapkali tak pernah bisa kita prediksi adanya bukan ? kapan akan kita temui, dimana, dari siapa ? bagaimana caranya, seperti apa bentuknya, sederhananya hal – hal tersebut rasanya benar-benar tak bisa diprediksi. Seperti kali ini, datang dari sebuah skenario ; menghentikan pekerjaan dengan Tn. Toshi karena sedang dipakai adik mengerjakan tugas, lalu terjadilah proses menonton sebuah acara televisi bersama Ayah dan Ibu.

Mereka

Kau telah  . Bagaimana mereka menyerahkan diri sebagai bentuk penghambaan padaMu Tuhan ?

MERDEKA !

        Alhamdulillah. Allah lah yang paling pantas dan paling berhak mendapatkan seluruh pujian dan pemujaan dari hamba-hambaNya ini. terimakasih Allah atas semua yang telah Engkau anugrahkan atas hidup yang amat berharga ini ^_^.

Bertumbuh dalam keraguan

Sejujur yang seharusnya (?) ini sudah terselasaikan jauh hari sebelum sekarang. maka ketika disaat seperti ini, atau disebut sudah terlanjur telat(ngucapin ini bikin ngak enak hati kan ya ? :3), setidaknya tetap menyelesaikannya meski telat tetap dirasa lebih baik daripada menelantarkannya lebih lama atau bahkan membiarkan ia begitu saja sebelum selesai.

Antara Idealis dan Realistis.

     Rasanya sudah lama sekali mendapati diri terlibat dalam percakapan dan diskusi yang serius tentang hidup dan kehidupan ini. tidak, saya sudah berusaha berjanji bahwa kali ini tidak akan berusaha membuat tulisan ini terasa lebih ringan dengan menambahkan humor atau candaan atau apapun itu sebutannya, kali ini saya harus serius. harus. ah, kalaupun ini tak ditambah humor untuk meringankannya, percayalah kita akan lebih mudah mencerna dan memahaminya selama kita mau membuka hati ^^.

      Malam ini selepas Magrib, setelah sekian lamanya kebersamaan kami selama akhirnya akhir Ramadhan 1434 H, dan menjelang kepulangannya ke kota tempat semua aktifitas dan hal ini itu, kami akhirnya bicara. pembicaraan yang luarbiasa bagi saya pribadi. ah, you looks so different :).

Saya dan Ayah

 Kemarin, setelah beberapa hari tidak jadi pulkam yang tadinya dijanjikan akan pulang akhirnya bertemu ayah di kota tempat tinggal sekarang, dan di warung kopi yang biasanya (tempat yang kalau ada urusan khusus antara saya, dan ayah.

tadinya cuma berfikir akan bertemu sebentar dan langsung pulang setelah selesai urusannya. tapi rasanya siang itu jadi lebih membahagiakan 

Lebaran Idul Fitri 1434 H.

Lebaran ke 4, Minggu. 11 Agustus 2013.

Taqabbalallahu Minna Waminkum.

Allahu Akbar Allahu Akbar,,, Laailahailallahu Wallahhuakbar.

Sebenarnya sudah ingin menuliskan ini sejak lama. lama itu ya sekitar beberapa hari yang lalu yang syukurlah meski belum seminggu juga, namun tetap saja, telat. menunda, huft :(.

Segalanya berakhir dan berjalan lebih indah ketika keluarga semuanya pulang dan bersama bukan ?

setidaknya setelah sekian lama hanya berbuka puasa berempat, kepulangan 3 lainnya diluar kota semakin menambah semarak suasasa berbuka Puasa di Ramadhan tahun ini. Alhamdulillah. minus abang paling tua, yang semoga tahun depan segera bisa bersama lagi. Aamin.

Maka bicara Ramadhan adalah bicara tentang semangat mengejar. 

Belajar tentang bagaimana mengatur diri agar terus semangat menghitung lembar-lemabar surat cinta dariNya