Rabu, 20 Maret 2013

Antara kebebasan, sanksi, dan penjara.

            Sudah bukan rahasia lagi bahwa hidup adalah sebuah proses dinamika yang tak pernah ada yang bisa menebak, memastikan, apalagi menjamin bahwa segala sesuatunya itu akan berjalan seperti yang kita pikirkan – seperti yang kita harapkan. Adakalanya bisa jadi kita berfikir, andai saja kita bisa melihat apa yang tak jelas, apa yang sebenarnya tersirat dari yang kasat mata, maka seolah semuanya jadi lebih mudah, lebih terterka, tapi, tidakkah disaat yang sama semuanya jadi akan tidak menarik lagi ? terlalu mudah tertebak, terbaca, tidak seru lagi. Tidak asyik. Maka tentang ini, saya jadi ingat salah satu quote dari seorang penulis yang saya sukai tulisan-tulisan nya, yang lebih kurang bunyinya :” adakalanya Tuhan membuat kita tidak tahu tentang sesuatu, tapi bukan berarti Tuhan menyakiti kita, karena bisa jadi Tuhan justru sedang melindungi kita dari tahu itu sendiri “. Memang harus diakui bahwa sebenarnya isi quotenya lebih rapi dari diatas itu, apa daya ternyata ianya tidak tersimpan begitu runut ternyata ^^.

Jumat, 15 Maret 2013

Ikhlas Menerima Diri

            Saya seringkali harus menerima kenyataan betapa uniknya(kalau tidak mau dibilang aneh) cara saya menerima diri sendiri. Cara saya berdamai dengan keadaan yang harus saya “paksakan” untuk mengerti. Ini terkait dengan radiasi iklan yang mengatakan bahwa wanita ingin dimengerti, dan itulah yang saya fikir ikut berkontribusi dalam membuat saya berprilaku begini, mencoba mengerti diri sendiri. Karena saya yakin iklan itu bilang bahwa saya harus mengerti diri sendiri, karena saya wanita(???) . well, kalau tercium aroma keanehan dalam paragraf ini, ini hanya secuil cara saya ikhlas dan berdamai dengan keunikan(bacaaneh) sejenis ini. ^^