Saya seringkali harus menerima kenyataan betapa uniknya(kalau
tidak mau dibilang aneh) cara saya menerima diri sendiri. Cara saya berdamai
dengan keadaan yang harus saya “paksakan” untuk mengerti. Ini terkait dengan
radiasi iklan yang mengatakan bahwa wanita ingin dimengerti, dan itulah yang
saya fikir ikut berkontribusi dalam membuat saya berprilaku begini, mencoba
mengerti diri sendiri. Karena saya yakin iklan itu bilang bahwa saya harus
mengerti diri sendiri, karena saya wanita(???) . well, kalau tercium aroma
keanehan dalam paragraf ini, ini hanya secuil cara saya ikhlas dan berdamai
dengan keunikan(bacaaneh) sejenis ini. ^^
Maka marilah kita meramu bait-bait kedepannya ini agar ia
tetap berkorelasi dengan judul yang sudah saya pilih, maka ketika nanti ini
agak-agak membelok, semoga saya bisa menyeretnya kembali kejalan yang benar,
semoga saja. Ilmu saya masih sangat sedikit, apalagi ilmu agama, karena itulah
saya merasa harus terus “sekolah” dan “belajar” dari mana saja, siapa saja, dan
kapan saja, dan semoga Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang itu
menguatkan hati hambanya ini, Amin.
Ini tentang ikhlas. Sebagai bagian dari cara penerimaan
diri, saya mencoba berdamai dengan cara saya memahami dan belajar sesuatu. Here
we go !
Tahu film Kiamat Sudah Dekat ?. iya, yang ada Deddy
Mizwar, Andre Stinky, dan Zaskia Mecca dkk. Biasanya film ini tayang menjelang
dan sedang bulan Ramadhan sekitar 3-4 tahun lalu. Ini salah satu tayangan TV
yang saya sukai, banyak hikmah dalam hal-hal sederhana yang mengajari tanpa
menggurui, menegur tanpa menyakiti, hal-hal semacam itu yang membuat hati “nyaman”
menontonnya. Tapi bukan itu yang ingin saya bilang, ini ada kaitannya dengan
ikhlas. Salah satu episode dari tayangan itu adalah ketika seorang anak
muda(AS) yang ugal-ugalan, gaul, bernampilan urakan, borjuis, tapi minim
pengetahuan agama menyukai seorang gadis(ZM) shalihah yang seorang anak Ustad
terpandang dikampung itu.
Anak muda itu merasa bahwa gadis itu beda dari gadis yang
biasa dikenal dan didekati/mendekatinya. Gadis itu seringkali cuek dengan semua
usaha pendekatan yang dlakukannya seperti yang pernah dilakukannya ketika
menaklukkan gadis-gadis lain. Sampai akhirnya perjuangan mendekati itu mencapai
tingkat serius. Pemuda itu ingin agar wanita itu(ZM) jadi istrinya. Itu soal
pelik, dia bukan gadis biasa, anak Ustad yang pengetahuan agamanya tentu lebih
dalam. Tiba-tiba anak muda itu merasa tak pantas, ah tapi, apalah hendak dikata
kalau sudah urusan hati dan perasaan, perasaan minder kerana minimnya
pengetahuan agama terkalahkan dengan sifatnya yang keras dan pantang menyerah
ketika ingin mendapatkan sesuatu, terlebih ketika pemuda itu tahu, gadis itu
sepertinya sedang didekati pemuda lain, hatinya makin kebat-kebit. Ia putuskan
menjumpai ayah gadis idaman dengan berani, ingin mengutarakan yang sebenarnya,
ingin “meminta” anaknya. Secara “legal” dan gentleman.
Bisa dibayangkan ? betapa
beraninya pemuda ini. Ayah gadis itu(DM) tersenyum melihat apa yang dikatakan
pemuda itu. Terlebih setelah sebelumnya beliau tahu bagaimana kerasnya usaha
pemuda itu mendekati anaknya. Hah, berani sekali dia datang dan meminta
anaknya. Namun ia tahu setidaknya anak muda itu berani. Singkatnya ia
memberinya sebuah tantangan, pemuda itu harus belajar ilmu ikhlas, kata ayah
gadis itu.”Ok, saya akan kembali setelah berhasil mempelajarinya” , kata pemuda
itu mantap.
Bagaimana
kita mendefinisikan ikhlas ? apakah ikhlas itu ? seperti apa cara mempelajarinya
? , ini adalah beberapa dari sekian banyak pertanyaan yang akhirnya membuat
pemuda itu bingung sendiri. Ia terlalu cepat menjawab tantangan itu tanpa
sebelumnya berfikir, ia lebih merasa bahwa ia tak boleh menyerah dengan mudah. Bingung,
gelisah, begitulah. Sampai akhirnya ia memilih belajar dengan seorang anak
kecil yang tiba-tiba dianggap teman yang bisa memahaminya, belajar dari
keluarga anak kecil itu, hingga waktu yang ditentukan ayah gadis itu semakin
mendekat. Pemuda itu cemas, kian cemas karena ia tahu gadis itu sungguh akan dinikahkan
dengan pemuda lain jika tidak dengannya terlebih yang membuatnya khawatir
adalah bahwa pemuda lain itu jelas lebih paham agama dari dia. Ini soal
perasaan, soal hati. Pemuda itu terus berusaha mencari apa itu ikhlas,
bagaimana ia bisa belajar tentang itu ? tetap bingung. Sampai akhirnya ketika
batas waktu yang ditentukan ia tak juga merasa berhasil memahami apa itu
ikhlas, ia memilih tetap menemui ayah gadis idamannya itu. Mengaku jujur
tentang hasil belajarnya. Saat itu, dengan wajah nyaris putus asa dia bilang “saya
tidak berhasil pak Ustad. Saya menyerah. Saya memutuskan menerima saja kalau ZM
dinikahkan dengan orang lain yang lebih baik. Saya terima” ujarnya dengan
kata-kata lemah ditambah menunduk. Berat nian hati mengakui hal semacam ini
bukan ? . tapi hey ! ini tentang sebuah episode Happy Ending kawan !. bahwa
kemudian, pak Ustad itu justru dengan tersenyum dalam penuh arti dan bilang :”
kau telah berhasil ! justru kata-kata mu ini yang membuktikan bahwa kau telah
belajar ilmu ikhlas itu” ~~~~
dan kisah indah kadang berakhir dengan beberapa
hal yang sama bukan ? tersenyum, tangis bahagia, dan juga bahagia yang
membuncah didada^^.
Itu sudah beberapa tahun yang lalu saya nontonnya jadi
maaf jika ada yang menonton juga bagian ini tetiba jadi ada yang kurang sesuai.
Ah, dalam sekali cara bagian episode itu mengajari saya. Saya terlonjak-lonjak
gembira sendiri tanpa sebab didepan TV waktu itu. Saya hanya merasa bahagia
bahwa ternyata masih saja ada pribadi2 yang cerdas dalam menyelipkan pesan
kebaikan serupa ini.
Tentang beauty and the beast. Si cantik dan si buruk
rupa. Adalah sebuah film pendek yang mengangkat tema tentang bagaimana seorang
pemuda baik hati tapi buruk rupa yang menyukai seorang gadis buta yang cantik
rupa. Well secara kasat mata mereka tampak timpang. Tapi film ini tidak bicara
tentang bagaimana dunia melihat keduanya, tapi hanya tentang mereka berdua yang
jadi sorotan. Selama gadis itu buta, pemuda itulah yang mendampinginya. Dialah matanya,
kakinya, tangannya, begitulah bahasa film membahasakannya. Pemuda itu selalu
menyampaikan kabar baik, menggambarkan dunia ini dengan begitu indah dan
sempurna, tidak ada satupun hal buruk tentang dunia yang ia biarkan gadis itu
tahu. Semuanya sempurna, indah, dan menawan tentang dunia hingga gadis itu tak
pernah merasa sedih atas kebutaannya. Sampai akhirnya, gadis itu bertanya, “bagaimana
rupamu ?, aku ingin tahu” kata gadis itu. Dueng …(ini bukan suara dandang yang
jatuh loh ya , hehe) , pemuda itu merasa kelu. Bisu. Kalau tentang dunia,
bisalah ia me-reka, mengatakan segala hal indah tentang dunia, tapi soal
tampangnya sendiri, bagaimalah ia bisa jujur ? kalau sampai gadis itu tahu ?
apakah ia masih mau ditemani ? , sampai pada bagian ini, saya semakin yakin
bahwa katakan kejujuran walau pahit dan jangan pernah memulai sesuatu dengan
kebohongan itu benar sekali adanya. Pemuda itu salah jalan, memilih berbohong
tentang rupanya sendiri, mengatakan bahwa ia begini dan begitu, sampai akhirnya
dibayangan gadis buta itu, sungguh yang mendampinginya selama ini, pemuda baik
hati itu adalah pemuda tampan rupawan.
Cerita jadi semakin panjang, berbelit, dan penuh
lika-liku, terlebih ketika akhirnya gadis itu medapatkan donor mata. Ia akan
bisa melihat. Dan akhirnya ia benar2 bisa melihat. Dan ya, tertebak bahwa
sungguh ia ingin melihat dan bertemu dengan pemuda baik hati yang selama ini
membantunya, tapi sayangnya, pemuda itu memilih menjauh, menghindar, bahkan
mengaku-ngaku akhirnya tak pernah menyukai gadis itu. Gadis itu terlanjur
marah, sakit hati, tak mau ambil peduli meski justru karena sebuah kejadian
yang lain membuatnya bertemu dengan pemuda lain yang benar-benar tampan yang
tadinya justru gadis itu salah sangka bahwa pemuda itulah yang menolongnya
selama ini, sampai akhirnya gadis itu tahu, dari cara pemuda itu bersikap,
memperlakukannya, pemuda tampan itu bukan pemuda baik hati yang selama ini
ingin ditemuinya. Hati tak bisa dibohongi. singkat cerita ketika gadis cantik
yang tidak lagi buta itu sungguh marah karena merasa diabaikan pemuda baik hati
yang justru menghindarinya(dengan alasan rupanya yang jelek) , ada film yang
harus diakhiri bukan ? ada batasan waktu yang harus diikuti(haha), film ini
diakhiri ketika akhirnya pemuda baik hati ini pasrah terhadap rupanya. Menerima
bentuk wajahnya sendiri yang jelek(menurutnya, tapi tidak menurut saya(??)) memilih
menemui gadis itu langsung. Mengakui kenapa selama ini ia menjauh. Happy ending,
lagi-lagi. Ternyata pemuda baik hati ini tidak tahu satu hal, bahwa gadis buta
yang sungguh ia sukai selama ini selain cantik ternyata sungguh baik hati. Ia tidak
peduli tentang rupanya, yang ia tahu pemuda baik hati itulah yang ia sukai.~~
Jujur saja ada bagian-bagian film yang membuat banyak
rasa. Tersenyum, bahkan terpingkal ketika melihatnya, terlebih saat usaha
pemuda buruk rupa itu memilih operasi wajah, memilih menghilangkan bekas luka
masa kecilnya yang justru membuatnya kehilangan sebelah alisnya, haha.makin
parah. tapi yang jelas, pesan sederhananya adalah, belajarlah menerima diri
sendiri. Ikhlas menerima sebaik-baik bentuk diri, dan yang jauh lebih penting daripada
sekedar mempermak tampilan luar adalah terus menerus mempercantik hati dan
akhlak didalam diri, sesuatu yang lebih mendasar, lebih kekal. Ah, pada tahapan
ini, betapa bersyukurnya saya memeluk agama indah ini yang mengajari dan
menuntun pada hal-hal semacam ini. Alhamdulillah.
Lalu tentang three idiots. Siapa yang tidak tahu film
india yang luarbiasa ini ? ah, tak perlulah lagi membuat resensinya, namun yang
ingin dikutip sebagai bahan belajar kita adalah ketika Ranchodas Chanchad
mengatakan pada salah seorang temannya yang suka bahkan nyaris gila Fotografi
justru memilih masuk universitas engineering karena paksaan keluarga dan ia
selalu nelangsa dengan nilai-nilai belajarnya yang seadanya dan jauh dibawah
Rancho temannya, hingga temannya bertanya kenapa bisa begitu ? Ranchodas
Chanchad mengatakan :” ini karena aku memang mencintai mesin. Nah kau, kau
mencintai fotografi tapi menikahi mesin” . dahsyat sekali efek perbincangan
difilm ini bagi saya pribadi. Terlebih terkait dengan kalimat yang pernah
dibaca : do what you love, love what you do. Cintai yang kau lakukan, lakukan
yang kau cintai. Well,,, pesan dalam film ini banyak sekali kan ? tertawa,
menangis dan segala rasa yang bercampur aduk setelah menontonya bahkan
mendorong saya untuk pertama kalinya menuliskan note tentang film untuk pertama
kalinya. Bagi saya, disana juga ada pesan tentang menerima diri sendiri bukan ?
bahwa belum tentu apa yang kita lihat bagus dan baik bagi orang lain baik juga
bagi kita. Setiap kita punya cara sendiri dalam belajar menerima diri sendiri. Terlebih
tentang belajar ikhlas menerima kenyataan tentang mau jadi apakah kita sesuai
dengan kecendrungan dan kesukaan juga potensi diri ? ^^
Tak bisa dipungkiri bahwa saya juga kadang kebingungan
memahami diri sendiri, hehe. Sampai akhirnya saya mencoba mengamalkan keihlasan
dalam hal-hal kecil yang saya bisa. Well, amalkan saja apa yang sudah kita tahu
sambil terus belajar yang lain bukan ?. terkait itu juga saya kadang mencoba
berdamai dengan beberapa hal yang terjadi. Termasuk jika dikaitkan dengan
cerita-cerita diatas tentang bagaimana seharusnya kita berdamai dan belajar
menerima diri sendiri. Baik itu tentang kadar keilmuan, fisik, hingga passion,
tentang sesuatu yang kita ingin jadi apa dan seperti apa.
Dulu ketika SMU dan saya tergabung dalam sebuah
Organisasi Pelajar, ada sebuah kegiatan yang mengundang seorang Trainer
sekaligus yang belajar dan memahami ilmu psikologis dan membaca karakter dari
tulisan, membuat saya akhirnya dibaca juga karakter dan salah satu kenyataannya
bahwa beliau bilang logika eksak saya
kuat. Oh ya ??? jujur saja saya agak meragukannya sebenarnya, meski tanpa
berniat menyanggah. Toh ini keraguan terhadap diri sendiri, bukan terhadap ilmu
beliau.
Entah ini disebut apa. Saya merasa kurang begitu
bersemangat belajar eksak. Perasaan semacam..bahwa itu bukan passion, bukan
sesuatu yang benar-benar kita sukai dan cintai dalam-dalam. Tapi juga bukan
berarti mengabaikannya ketika ada bagian2 hidup(terutama pelajaran sekolah)
mengaharuskan kita belajar tentangnya dan menyelesaikan soal-soal sejenis itu. Tapi
lucunya, adik saya(SMP) justru bilang bahwa saya pintar matematika. Seringkali saya
membantunya menyelesaikan PR dan latihan-latihannya yang membuatnya
berkomentar, kakak jadi guru privat adek aja. Kalau adek SMP jadi guru di SMP
aja, kalau ntar di SMU ikut jadi guru SMU aja, haha. Bahkan mengingat
komentarnya ini saja berhasil membuat saya tertawa sendiri. Semoga bisa lebih
baik dari yang dikau sangka dek ^^.
Dan bentuk berdamai dan belajar menerima banyak hal yang
terkait dengan segala hal antara kita dan diri sendiri, orang lain dengan kita,
juga kita dan lingkungan adalah sebuah proses panjang tanpa kata sudah dan
cukup.
Bentuk berdamai dari hal sepele, sederhana, rumit,
krusial, serius, hingga njelimet pun pernah dilalui. Tentang bagaimana cepatnya
bereaksi ketika saya perkenalkan diri dengan nama Laila dan disambung Majnun
oleh orang yang baru saya kenal lalu setelah saya bilang artinya majnun itu
gila -_-, orang-orang seringkali tertawa, meski ada juga yang minta maaf atau
sekedar berakhir oooh,,,, tentang penerimaan diri bahwa kenapa harus reflek
menulis kata dodol sebagai pilihan untuk mengekspresikan kondisi diri ketika
berlaku konyol dan sulit dibahasakan, berusaha untuk tetap tenang dan tersenyum
ketika ada saat-saat dimana merasa diserbu pertanyaan2 serius soal pekerjaan
yang digeluti, rencana kedepan, dan berbagai hal lainnya, well, keep cool, calm,
anda confident ^^, terlebih berdamai dengan kenyataan bagaimana mungkin bisa
menulis terlalu banyak disatu waktu sementara dilain waktu bahkan satu
parafagrafpun sulit, bahwa terkadang ketika membaca tulisan2 penulis lain
sering merasa terkena radiasinya, membaca negeri 5 menara merasa kagum akan
cara menulis Ahmad Fuadi, baca Laskar pelangi merasa tertarik dengan cara
Andrea Hirata, membaca buku-bukunya Anis Matta suka akan caranya merajut kata,
membaca buku-bukunya Tere Liye lalu jadi suka lagi, dan masih banyak
lagi,,,bahkan juga membaca tulisan2 blogger lain kadang jatuh hati pada cara
mereka berbagi dalam kata, sampai akhirnya berdamai, berusaha menerima
kenyataan bahwa beginilah kita. Kita bukan mereka. Dan mereka bukan kita. Maka yang
terbaik adalah menjadi sebaik-baik pribadi dari diri kita sendiri. Kita unik
dengan cara kita sendiri.
Teman-teman tahu Fadh Djibran ? tidak ? tahu ? well, saya
juga kenal dari tulisannya sih, hehe. Nah Kalau kata Fadh Djibran dalam sebuah
postingannya yang saya baca beberapa waktu lalu yang +- begini : “kita bukanlah
siapa-siapa jika belum hidup dengan mewakili pikiran kita sendiri “ . Dan,
akhirnya segala bentuk kegalauan, kadang gelisah, keresahan dalam proses
menerima diri menjadi sebuah proses yang saya nikmati sendiri. Segala bentuk
lika-likunya.
Lalu darisanalah akhirnya
benar-benar merenung serius tentang apa sesungguhnya potensi diri. tentang apa
sesungguhnya yang paling ingin dikerjakan didunia ini. Apa yang ingin dicapai ?
diperbuat ? dan berbagai hal-hal yang terkait passion, berbuat dan ikut
berkarya dikancah kehidupan ini. Ketemu ? Alhamdulillah, saya sudah
menemukannya. Dan ini adalah sesuatu yang memang harus diperjuangkan terus dan
terus. Mohon do’anya semoga kita terus dalam kebaikan dan dikuatkan olehNya
dalam memperjuangkan hal-hal yang ingin kita capai demi impian kita ^^.
Pada akhirnya, cerita tentang ikhlas menerima diri, ikhlas
dan berdamai dengan apapun potensi yang telah Allah anugrah pada kita adalah sesuatu
yang seharusnya kita nikmati prosesnya, perjuangkan dengan gigihnya jalan
prosesnya, dan syukur yang terus mengiringi. Memulangkan bagaimanapun hasil
akhir usaha kita padaNya. Maka ketika segalanya sudah disandarkan padaNya, tak
ada lagi kecewa, galau, dan sejenis itu
semua. Semoga kita terus bisa menikmati proses belajar di kancah kehidupan ini
rekan-rekan. Dan ketika tulisan inipun akhirnya menjadi begitu panjang dari
rencana awal yang memang tidak bisa saya gariskan, apa boleh buat, ini juga
salah satu bentuk saya berdamai dan belajar menerima diri sendiri. Be your best
self dear ^^
Pagi, ketika kehidupan jadi terasa lebih indah setelah mencuci dan menjemur^^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar