Rabu, 06 Juli 2011

Kini ia kembali menghijau lagi.... *_*

Tadi pagi, ketika baru datang dan berjalan dilorong menuju bangunan kampus bagian belakang yang harus melewati jalan disamping kantin yang terbentang hingga depan Mesjid dan seterusnya, sempat menengadah ke atas, kesana, pada ia yang ternyata " menghijau " kembali. Pemilik rerentuhan daun yang kunamai guguran momiji " versiku " itu kembali menghijau. ia yang sempat memerah hingga iseng kusebut momiji itu kini menyegar, hijau kembali.

Didepan bangunan perpustakaan kebanggaan kampusku, dari depan sebelah kanannya tadi sempat kuhitung ada sekitar ...7 pohon, sebelah kirinya...sekitar 11, mungkin juga lebih. 2 kali aku mengitungnya hari ini, sebelum Zuhur, dan sesudah Ashar tadi. Entahlah, bagiku ia menarik, indah, dengan pesona yang tak bisa kujelaskan dengan sepenuh kata. INDAH. itu saja.Sempat teringat, ketika aku mencoba menghitungnya sebelum zuhur tadi tika hendak mampir ke sekret didalam bangunan Perpus itu, aku menunjuk nunjuk utk memastikan jumlahnya, hingga seorang dosen yang kukenal bertanya, hitung apa itu ??? oh, itu pak pohon ini, kataku , hehe. Bahkan aku sempat menanyakan sebenarnya apa nama pohon itu, beliau bilang itu namanya..... pohon MAHONI ( dan umurnya sebaya mungkin dengan umur kampus ku) .... oh.... lalu kukatakan pada diri begitu beliau berlalu, denger tu la... namanya Mahoni, bukan Momiji... tapi ya sudahlah, sesuka ku saja. Wong pohonnya juga ngak protes kok kupanggil gitu ..:P ( emang dia bisa protes ??? :D )



Entahlah. kenapa aku suka memperhatikannya. tapi yang jelas, ia sangat membantu merindangkan pekarangan kampus itu, bahkan beberapa tamu yang sempat berkunjung ketika dalam rangka Organisasi sempat menyebut kampusku rindang, kurasa itu juga termasuk dari "perannya", ia juga membantu meneduhkan bangku dibawahnya yang biasa diduduki para mahasiswa/ i atau dosen dosen.

Tiap pagi, beberapa ibu - ibu, kadang juga ada bapak yang ikut membantu, sibuk menyapu guguran daunnya yang runtuh. yang paling kusenangi adalah saat dimana ia akan gugur, daunnya yang hijau lebat itu lama - lama akan memerah ( makanya kusebut momiji ) yang sebenarnya itu nama jepang untuk Red Mapple yang pernah kulihat di TV,hingga akhirnya ia akan luruh. dan saat paling indah adalah saat ia tertiup angin disiang yang hangat bahkan tika angin pagi, reruntuhannya benar benar bagai momiji..... aku dan beberapa teman yang waktu itu duduk dibangku dibawahnya atau sekedar lewat akan berhenti dan berdecak decak kagum..... INDAH. benar benar indah.... Subhanallah.... ketawa sendiri jika teringat kejadian saat dimana kami sibuk berusaha ingin berfoto dibawah guguran daunnya, aku dan kawan bahkan sempat ditertawakan seorang bapak dan ibu yang sedang menyapu momiji karna hebohnya tanpa sadar diperhatikan. aih...malunya :P. aku juga menyebut para penyapu momiji itu dengan "Momiji Sweeper"... biar keren gitu kataku pada kawan dekatku yang hanya geleng geleng, hehe. Bagaimanapun, aku suka pohon itu.... baik tika daunnya hijau lebat yang membuat hawa teduh ketika memandangnya, atau tika daunnya memerah persis Momiji itu dan membuat tanah berumput atau semen dibawahnya memerah karna daunnya, goyangan daunnya yang tertiup angin pagi atau siang, LOVE IT. *_*



Pohon itu juga mengingatkanku akan satu pesan, memang akan ada saat dimana yang satu akan tergantikan dengan yang lain. seperti kita juga yang pernah terlahir lalu meninggal, seperti orang orang yang pernah kita lihat, kenal, bahkan orang orang dekat yang telah " pergi " menemuiNya lebih dulu. juga tentang sunnatullah setiap kita punya kemampuan beradaptasi seperti yang dilakukan pohon itu tika menggugurkan daunnya agar tergantikan dengan yang baru, lebih baik, lebih segar, begitulah sunnatullah nya bukan ???

Akhirnya, berusaha senantiasa menikmati nikmat yang diberikanNya dalam setiap helaan nafas dan kesempatan waktu yang diberikanNya. itu saja yang harus kita lakukan. teringat kata kata seorang kakak yang sudah seperti sahabat ditelfonnya kemarin, * Hidup itu sebenarnya netral dek, dimanapun, bagaimanapun. sikap kita dalam menyikapinya lah yang menentukan kita bahagia atau tidak. * ah kakak, sederhana dan bijak sekali kau memaknai hidup ini...

Hingga teringat pesan Pak Mario, :

* Putuskanlah, bahwa saat paling tepat untuk berbahagia adalah sekarang, tempat paling bahagia adalah disini, dan cara paling berbahagia adalah membahagiakan orang lain *



Aneh juga, dari bicara tentang Momji " samaran " hingga ke petuah ini... hehe. tapi ya sudahlah. yang penting tertuang rasa kagum ku tentang * Pesona Momiji " itu. Moga punya kesempatan melihat Momiji yang sebenarnya, agar bisa menyandingkan jepretannya kelak dengan foto yang " kupaksakan " untuk mengabadikan Momiji yang kupungut dan Memotretnya di Lab itu...hehe.

Every Day Is WonderFull Day... *_*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar